Pupuk Organik – Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pupuk merupakan faktor penting yang harus ada karena pupuk sangat dibutuhkan oleh tanaman agar tanaman tersebut bisa tumbuh dengan maksimal. Diantara dari jenis pupuk yang ada, pupuk organik merupakan salah satu dari jenis pupuk yang mudah didapatkan dan harganya juga tergolong masih terjangkau bahkan bisa gratis bila kita mau membuatnya sendiri.
Aplikasi spray pupuk organik cair |
Pupuk organik merupakan jenis pupuk yang sebagian besar komposisinya berasal dari unsur tanaman dan hewan yang sudah mengalami proses tertentu. Terdapat banyak jenis pupuk organik yang digunakan oleh para petani. Jika dilihat dari bentuknya, pupuk ini terdiri dari dua jenis yaitu cair dan padat. Sementara jika dilihat dari bahan penyusunya terdiri dari pupuk hijau, pupuk kompos dan pupuk kandang. Berikut penjelasan dari jenis- jenis tersebut.
A. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah salah satu jenis pupuk organik yang berasal dari pelapukan tanaman. Tanaman tersebut bisa yang berasal dari sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam dan diambil hijaunya. Beberapa tanaman yang biasanya digunakan untuk pupuk ini seperti kacang- kacangan, tanaman air (azola). Mengapa tanaman tersebut yang dipilih? hal ini dikarenakan tanaman tersebut memiliki kandungan nitrogen yang sangat tinggi. Kandungan tersebut cepat terurai dalam tanah. Dalam pengaplikasiannya, pupuk hijau bisa diaplikasikan secara langsung dengan dibenamkan di dalam tanah maupun melalui pengomposan.
Pupuk hijau sangat bermanfaat dalam peningkatan senyawa organik dan hara yang terkandung didalam tanah. Sehingga nantinya akan mempengaruhi perbaikan sifat biologi, fisika dan kimia pada tanah tersebut.
B. Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik yang dihasilkan dari proses biologis. Proses tersebut terjadi dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai tersebut dapat berupa mikroorganisme dan makroorganisme.
Pupuk kompos ini banyak jenisnya dan pengelompokan jenis tersebut didasarkan pada 3 faktor utama yaitu; proses pembuatan, jenis dekomposer yang digunakan, dan bentuk fisik kompos.
Bila dilihat pada proses pembuatannya, kompos terbagi menjadi kompos aerob dan kompos anaerob. Sedangkan bila berdasarkan pada jenis dekomposer yang digunakan, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme sebagai dekomposernya seperti pupuk bokashi dengan dekomposer EM4. Disamping itu juga ada kompos yang menggunakan dekomposer makroorganisme yang hasilnya disebut sebagai vermikompos contohnya seperti kotoran cacing tanah jenis Lumbricus.
Yang terakhir berdasarkan pada bentuk fisiknya. pupuk kompos dapat berbentuk kompos padat dan kompos cair (POC).
Pupuk kompos ini sebetulnya mudah untuk dibuat sendiri dirumah dengan memanfaatkan limbah atau sampah seperti dari limbah dapur, daun dan rumput kering, ranting pohon dsb.
C. Pupuk Kandang
Selanjutnya yaitu pupuk kandang. Pupuk jenis ini berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kambing dan hewan lainnya. Dalam pembuatan pupuk kandang ini lama atau tidaknya proses penguraiannya dipengaruhi oleh jenis kotoran hewan yang digunakan. Kotoran hewan terbagi atas kotoran hewan kencing dan kotoran hewan tidak kencing. Biasanya hewan yang kencing waktu penguraiannya lebih lama. Sebaliknya pada hewan yang tidak kencing, penguraiannya lebih cepat.
Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam sbb:
- Pupuk panas: Jenis pupuk kandang dimana proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme berlangsung secara cepat sehingga menimbulkan panas. Contoh: pupuk kandang dari kotoran ayam, kambing, kuda ,dll.
- Pupuk dingin: Jenis pupuk kandang dimana proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme berlangsung secara perlahan dan lama sehingga tidak menimbulkan panas. Contoh: pupuk kandang dari kotoran sapi, kerbau, babi, dll.
Demikian informasi yang dapat admin sampaikan seputar Jenis –jenis pupuk organik. Semoga artikel ini bisa membuka lebih jauh wawasan kita tentang jenis-jenis pupuk organik yang lazim dipakai secara umum . Terima kasih sudah mengunjungi blog kami. Salam Organik! (Red. Pupuk Organik: Feb 2017 )